Perda Ekonomi Kreatif Sangat Cocok Dengan Perkembangan Pelaku Usaha di Garut
Wakil Ketua DPRD Jawa Barat Ade Ginanjar |
Bandung, tanganmedia.com - Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat (Jabar) dari Fraksi Golkar Ade Ginanjar kembali melakukan penyebarluasan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 15 tahun 2017 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif.
Menurutnya, penyebaranluasan perda ini sangatlah cocok dengan kebutuhan Kabupaten Garut yang saat ini yang sedang menggenjot sektor wisata.
“Perda dengan nomor 15 tahun 2017, tentang pengembangan ekonomi kreatif yang berbasis kuliner, seni budaya,” katanya, Minggu (16/6/24).
Kegiatan yang dihadiri oleh sejumlah masyarakat, mulai dari petani dan tokoh masyarakat mendapatkan respon positif, itu terlihat dari antusias untuk mengikuti acara tersebut, banyak masyarakat pelaku ekonomi kreatif.
"Apalagi di Daerah Garut ini menjadi lokasi tujuan wisata, jadi ekonomi kreatif ini sangat menunjang wisata, baik yang berbasis cendra mata seni budaya, atau kuliner dan pertanian karena wisata identik dengan kuliner,” katanya.
Ade Ginanjar menjelaskan, kuliner- kuliner baru dan pertanian ini identik dengan kekereatifan, jadi makin banyak variannya itu lebih menarik masyarakat luar untuk datang.
“Dengan soialisasi Perda itu juga menarik masyarakat, jadi terbuka untuk menciptakan kuliner baru dengan kekereatifannya, ” tuturnya.
Perda itu membuka kesadaran mereka bahwa potensinya sangat banyak, jadi desa itu kalau diberdayakan dan digali potensinya, itu sangat banyak, mulai dari pertanian, kesenian dan wisata bisa terus dikembangkan.
"Pemerintah harus hadir di sana, membangun infrastrukturnya, membantu informasi dan promosi, hingga petunjuk arah wisata ke daerah tersebut," paparnya.
“Informasi daerah wisata itu harus ada pusat informasinya, sehingga orang-orang luar Garut pada tahu, ” tambahnya.
Saat ini Ekonomi Kreatif di Jawa Barat hingga kini masih disumbang oleh tiga besar subsektor, yakni kerajinan tangan, kuliner dan fesyen.
"Untuk kerajinan tangan menyumbang 27,1 persen, kuliner 26,4 persen, dan fesyen 16,7 persen, sedangkan subsektor lainnya total 29,8 persen," pungkasnya.(***)
Posting Komentar